Oleh Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri, MS
Peneliti senior Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB)
Kami sepakat, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara perlu dibangun dengan pendekatan skala ekonomi besar seperti menjadikannya kawasan ekonomi khusus (KEK). Karena kalau hanya (dibangun) dengan skala kecil-kecilan, maka akan habis dilalap pada ongkos saja, sehingga saya sepakat dengan pendekatan memberdayakan kawasan timur Indonesia (KTI) dengan pola KEK itu.
Sebagai ilmuwan dan akademisi yang banyak bergelut dengan agenda kelautan dan pesisir, saya mendorong agar terjadi pemerataan pembangunan kawasan antara kawasan barat Indonesia (KBI) dan KTI. Melalui pemerataan pembangunan, khususnya di KTI, maka terjadi distribusi pembangunan dan pusat kemakmuran yang seimbang di seluruh kawasan Nusantara ini, sehingga ndak terjadi ketimpangan.Berkaitan dengan Morotaisebagai kabupaten baru pemekaran dari kabupaten induk Halmaheta Utara, saya melihat bahwa potensi sumberdaya alam di daerah itu cukup banyak yang layak "dijual" untuk mendorong pembangunan ekonomi.
Suatu wilayah untuk melihat layak tidaknya bisa "dijual" dapat dilihat dari tiga faktor, yakni dari sisi pasar dari wilayah itu, kemampuan pasokan produksi dan kemampauan manajemen.Sepanjang pengetahuan saya, untuk sektor perikanan, Morotai mempunyai potensi pasokan sumberdaya laut perikanan sangat besar. Potensi itu di antaranya adalah perikanan tangkap, perikanan budidaya laut {marine culture), perikanan payau (tambak), di samping juga pariwisata bahari seperti tersebarnya pantai yang indah dan terumbu karang.
Bicara Morotai bukan hanya Pulau Morotai, tapi juga pulau-pulau kecil lain yang potensi wisata bahari dan wisata sejarahnya juga amat beragam. Selain itu juga potensi sumber-sumber energi dan sumber daya mineral, serta potensi tambang juga menjadi kekuatan Morotai untuk dikembangkan dengan skala ekonomi besar.Posisinya sebagai kawasan yang dikelilingi lautan, juga menjadikan Morotai dapat menjadi salah satu kekuatan untuk mengembangkan pelabuhan dan perhubungan laut dengan segenap jasa maritim.Menurut saya, selain potensi sumber daya laut, di Morotai juga terpendam potensi sumber daya di darat, seperti pertanian, perkebunan dan kehutanan. Sehingga sumber daya di darat juga bisa didayagunakan untuk disinergikan dengan potensi sumber daya laut tadi.
Hanya saja, saya mengingatkan bahwa untuk pembangunan potensi sumber daya di darat itu harus sesuai dan memenuhi aturan dalam tata ruang dan konservasi yang ketat guna mcminimalisasikan dampak negatif yang tidak ramah lingkungan. Sekali lagi, masalah konservasi dan tata ruang harus ketat.(Diwawancarai mengenai perjuangan pemerintah daerah dan elemen masyarakat seperti "Maluku Crisis Center" (MCC) yang menga-wal agar Kabupalen Pulau Morotai dapat ditetapkan menjadi KEK. di Bogor, Rabu)
Sumber :
Harian Ekonomi Neraca
11 Maret 2010, dalam :
http://bataviase.co.id/node/127315
Tidak ada komentar:
Posting Komentar